11 Apr 2013

Article By: Tuti Fitrianti

Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan wanita-wanita mukmin lainnya, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Ahzab (33): 59)
Saudariku..


Perintah mengenakan jilbab merupakan perintah Allah secara langsung kepada semua muslimah. Namun, walaupun hal demikian adalah perintah Tuhan secara langsung yang bertujuan untuk kebaikan dan kehormatan diri seorang muslimah, kebebasan untuk melaksanakan perintah tersebut membutuhkan perjuangan yang ekstra. Kebebasan mengenakan Pakaian takwa ini banyak dihalang-halangi oleh skandal-skandal tertentu yang tidak mengerti islam secara kaffah (menyeluruh).


Tahukah kalian bahwa berkibarnya jilbab di tanah air ini sebelumnya memerlukan pengorbanan??

Pengorbanan yang mungkin mempertaruhkan nyawa dan harga diri demi sebuah hijab sebagai bentuk kecintaan kepada Allah semata..

Sungguh, kebebasan menutup aurat (jilbab) yang kita rasakan sekarang adalah bentuk upaya mereka yang memperjuangkan hak-hak muslimah di tanah air..


Berikut ini awal mula jilbab berkibar di Indonesia:

Berkibarnya jilbab di bumi pertiwi telah melewati sejarah luka yang panjang dan lama. Sekitar tahun 1980-an, ribuan mahasiswi dan pelajar berjilbab membanjiri jalanan di berbagai kota besar. Mereka memprotes keputusan yang melarang jilbab di sekolah.


Revolusi jilbab di Indonesia bermula tahun 1979. Siswi-siswi berkerudung di SPG Negeri Bandung hendak dipisahkan pada lokal khusus. Mereka langsung memberontak atas perlakuan diskriminasi terhadap jilbabnya. Ketua MUI Jawa Barat turun tangan hingga pemisahan itu berhasil digagalkan. Ini adalah kasus awal dari rentetan panjang sejarah jilbab di bumi persada.


Selanjutnya tanggal 17 Maret 1982 keluar SK 052/C/Kep/D.82 tentang seragam sekolah nasional oleh Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah , Prof. Darji Darmodiharjo, S. H. Pelaksanaan terhadap surat keputusan itu malah berujung pada larangan terhadap jilbab. Maka meledaklah demo barisan pembela jilbab di seantero Indonesia.


Ketika itu tengah gencar-gencarnya penggusuran jilbaber dari bangku pelajaran. Para muslimah terpaksa hengkang dari studi demi konsisten menjalankan syariat. Mereka yang diusir dari sekolah, bahkan menggelar perkara ini sampai ke pengadilan.


Belum reda perjuangan jilbab di sekolah-sekolah, muncul fitnah baru di penghujung 1989. Jilbab penebar racun!? Ny. Fadillah berbelanja di Pasar Rawu, diserang tiba-tiba, diteriaki dan dituduh penebar racun. Orang-orang yang tersulut emosi langsung merajam wanita itu hingga hampir meninggal dunia. Para muslimah menjadi takut keluar rumah. Hingga kembali digelar tabligh akbar lautan pendukung jilbab.


Korban demi korban terus berjatuhan tetapi semangat berbusana takwa makin berkobar hebat. Akhirnya, kebenaran tidak bisa lagi dihempang, aturan Tuhanlah yang maha benar. Unjuk rasa, protes, demonstrasi dan dialog intensif serta jalur hukum sampailah di saat yang berbahagia. Seiring keluarnya SK Dirjen Dikdarmen No. 100/C/Kep/D/1991 jilbab lengkap dengan busana menutup auratnya dinyatakan ‘halal’ masuk sekolah. Allahu Akbar!!??!!


Saudariku…

Buah perjuangan merekalah yang kita nikmati sekarang, di mana-mana disaksikan lautan jilbab. Busana yang memancarkan pesona ‘dalam’ yang kuat. Pakaian takwa yang berfungsi sebagai benteng kehormatan diri.


Saudariku …

Saya sangat yakin, bahwa kita semua sebagai seorang muslimah, diminta mencopot jilbab bagaikan memaksa telanjang di depan umum. Jilbab bukan sekedar urusan busana, tetapi melambangkan keislaman seorang perempuan. Sekaligus sebagai simbol kesalehan dan ketaatan kita kepada Allah.


Saudariku…

Pakaian takwa bukan hanya sekedar pembungkus tubuh. Busana adalah ekspresi jiwa terhadap identitas pemakainya. Ia merupakan kemasan apik dari pribadi luhur pemakainya. Sosok muslimah berpakaian takwa bagaikan oase penyejuk di tengah panasnya bisnis obral aurat. Jilbab ini telah menuntun kita tidak menjadi golongan dari mereka. Peliharalah hijab kita ini hingga kita bertemu Allah. Hijab yang akan membuat kita berucap bangga ketika bertemu Allah “semua yang kulakukan di dunia ini adalah sebagai pertanda rasa cintaku yang besar kepada-Mu yaa Rabb”.


Saudariku …

Jangan dianggap jilbab malah membuat kita terkesan tidak menarik. Muslimah berjilbab memberikan kesan khusus terhadap lawan jenis. Pribadi yang menimbulkan citra tentang sesuatu yang berharga, makin banyak yang tertutupi makin menariklah ia. Ibarat mutiara yang mempunyai banyak sudut, di mana tiap-tiapnya memancarkan pesona yang berbeda. Keanggunan yang membuat hati tertawan, sehingga kegelapan berubah kegemilangan. Wanita shalihah semakin lama kian bertambah keindahan dari perhiasan budi pekertinya. Sementara muslimah sejati cemerlang dengan inner beauty dari hijabnya, cantik hingga ke hatinya.


Yakinlah saudariku..

Keribetan kita di dunia akan hijab ini akan dibalas kemudahan oleh Allah di akhirat..


Ingatlah sebuah hadits yang memposisikan keutuhan suatu Negara berdasarkan wanita di dalamnya:

“Wanita adalah tiang Negara, jika rusak, maka Negara juga akan rusak, dan jika baik, Negara juga kan menjadi baik”.

Betapa besarnya peran kita sebagai seorang muslimah. Peran yang bisa menghantarkan keutuhan suatu Negara ataupun keruntuhan suatu Negara. Jagalah selalu hijab ini karena dengan demikian kita tidak akan termasuk wanita yang menghancurkan Negara. (Aamiiinn)


Satu lagi hiasan kalimat yang sangat saya senangi: “Banyak pria hebat menjadikan wanita sebagai sumber inspirasi dan motivasi yang tertinggi. Selalu ada perempuan kuat dibalik lelaki hebat. Entah itu berperan sebagai ibu, istri, kekasih, atau sahabat. Karena itu, ia dianggap sebagai tonggak-tonggak penyangga sebuah peradaban”.


“Jagalah selalu jilbabmu Ukhti, karena itu sungguh nyaman, tenteram, anggun, cantik, mempesona dan tentunya sejuk di mata.”

1 komentar:

This comment has been removed by a blog administrator.

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak di kolom komentar kami.
EmoticonEmoticon