Ternyata di dunia modern sekarang ini masjih ada penjajahan. Di dunia yang sudah maju ini masih ada upaya etnis cleansing. Di dunia yang bebas ini masih ada tembok rasial. Di dunia yang demokratis ini masih ada blokade. Itulah yang terjadi di negara Palestina.
(Beridinya Negara Penjajah Zionis tahun 1948 ketika itu terjadi Nakba atau tragedi bagi rakyat sipil Palestina. Data per tahun 1950, jumlah pengungsi Palestina mencapai 711.500 jiwa. Pembangunan Tembok Pembatas sepanjang 730 km)
Satu juta rakyat, warga sipil tak berdosa menghuni penjara besar bernama Gaza karena mereka diblokade, selama tiga tahun. Tidak ada suplai bahan makanan, tidak ada bahan bakar, tidak ada alat kesehatan dan obat-obatan. Padahal di akhir 2008 Gaza dibombardir dengan bom-bom pemusnah massal. Rumah tak tersisa, kampus runtuh, rumah sakit dan fasilitas umum hancur. Ribuan rakyat sipil terbunuh, anak-anak, perempuan dan orang tua menjadi korban. (Data korban invasi Zionis Israel pada akhir tahun 2008 adalah 1.440 gugur, 431 anak-anak, 5.380 luka-luka, 1.872 anak-anak. 100.000 pengungsi IDP, Kerugian Material US$ 2,9 Milyar Dollar)
Di tengah suasana gawat bagi keberlangsungan kehidupan di Gaza sekarang ini, tergeraklah dunia internasional untuk membantu secara kongkrit bagi pembebebasan blokade Gaza dan membantu pembangunan dan penyelamatan rakyatnya.
Namun, yang namanya penjajah tidak mau menerima upaya apapun dan dari mana pun untuk menyelamatkan wilayah jajahannya, sehingga dengan kalang kabut dan membabi buta menyerang dan membajak Kapal Freedom Flettilo dengan misi kemanusiaan yang diikuti lebih dari empat puluh negara dunia, tanpa pandang agama dan bahasa.
Bahkan tidak hanya kala ini saja upaya pembelaan dari berbagai kalangan, lintas agama dan bangsa untuk menyudahi penjajahan di Palestina, tercatat seorang aktivis Hak Asasi Manusia berwarga kenegaraan Amerika, Rachel Corrie menjadikan dirinya tumbal bagi kemerdekaan Palestina meskipun akhirnya dirinya dilindas kendaraan berat Israel. Dunia menjadikan pengorbanan wanita muda ini sebagai simbol pembelaan warga negara yang tertindas atas arogansi penjajah Israel.
Issu palestina tidak lagi menjadi issu agama semata, tapi lebih jauh dari itu menembus issu kemanusiaan, issu universal dan issu keadilan dunia. Siapapun tersentak dengan sikap arogansi Israel dengan membajak kapal bantuan kemanusiaan.
Ada apa dengan Zionis Israel?
Sepanjang sejarah berdirinya negara penjajah Zionis Israel semenjak tahun 1948, tidak pernah menunjukkan niat baik bagi wilayah-wilayah di sekitarnya. Tidak pernah mengindahkan resolusi-resolusi dunia Internasional. (Konferensi Perdamaian Madrid (1991), Oslo (1993), Sharm Al Sheikh (1999), serta Peta Jalan Perdamaian (Road Map for Peace 2003) gagasan Quartet (AS, Rusia, PBB, dan UE). Resolusi dan kesepakatan itu semua tidak ada satupun yang dilaksanakan penjajah Zionis Israel. Israel seakan berdiri di atas hukum.
Bahkan yang terlihat adalah sikap arogan; seperti yang ditunjukkan PM. Benyamin Netanyahu dalam pidatonya tanggal 14 Juni 2009 menyatakan hanya akan menyetujui pembentukan negara Palestina apabila Palestina dapat memenuhi tiga syarat yaitu: Pertama, Negara Palestina harus tanpa kekuatan militer. Kedua, Negara Palestina juga tidak memiliki penguasaan atas ruang udara dan garis perbatasan. Ketiga, Negara Palestina juga harus mengakui Israel sebagai negara Yahudi dan Yerusalem sepenuhnya merupakan ibukota Israel.
Sehingga wajar kalau seorang Paus Benediktus ketika dimintai komentarnya terkait prospek perdamaian di Timur Tengah mengatakan: “Tidak ada solusi bagi perdamaian di Palestina sampai Tuhannya Muhammad turun ke bumi. Karena Yahudi tidak kenal kecuali bahasa perlawanan dan kekerasan. Coba lihat Kitab umat Islam, di sana disebutkan; “Sekali-kali tidak akan (Lann) rela kelompok Yahudi terhadap umat Islam sampai umat Islam mengikuti millah mereka. Bebeda dengan kami umat Nashrani, ungkapan yang digunakan berbunyi “tidak / laa” yang artinya bisa ada kesepahaman dan sikap kompromi. Karena itu, umat Islam bisa berdialog dengan kami.”
Allah swt. berfirman:
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)”. dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” Al-Baqarah:120
Sikap Indonesia Terhadap Problem Palestina
Indonesia berhutang budi dengan Palestina, Mengapa? Karena ternyata setelah Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945, Mufti Agung Palestina dan Pemimpin Palestina di Pengasingan, Syaikh Amin Al-Husaini menyerukan kepada seluruh pemimpin Arab untuk memberikan pengakuan, dan mengulurkan bantuannya terhadap Republik Indonesia yang baru berdiri.
Bahkan beliau Mufti Agung Palestina Syaikh Amin Al-Husaini langsung memimpin Dewan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (Lajnah Difa’i An Indonesy) yang didirikan pada tanggal 16 Oktober 1945, beranggotakan Sekjen Liga Arab Dr. Shalahuddin Pasha, dan Menteri Pertahanan/Kepala Staf Angkatan Perang Mesir, Jenderal Saleh Harb Pasha. (sumber makalah Direktur Timur Tengah Departemen Luar Negeri RI)
Karena itu, Posisi dasar Indonesia adalah secara konsisten mendukung perjuangan bangsa Palestina berdasarkan Resolusi DK-PBB No. 242 (1967) dan No. 338 (1973), yang menyebutkan pengembalian tanpa syarat semua wilayah Arab yang diduduki Israel dan pengakuan atas hak-hak sah rakyat Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri, mendirikan negara di atas tanah airnya sendiri dengan al-Quds as-Syarif (Jerusalem Timur) sebagai ibukotanya serta prinsip “land for peace”.
Sejalan dengan amanat konstitusi (Pembukaan UUD 1945) dan sebagai bagian dari dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina, Indonesia tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sebelum tercapai penyelesaian damai secara menyeluruh terhadap konflik Arab-Israel.
Sikap tegas ini wajar karena bahkan harus ditempuh, karena menjadi bagian amanat Undang-Undang Dasar 45, yaitu anti penjajajah, dan karena itu segala bentuk penjajahan harus dihapuskan dari muka bumi. Juga partisipasi aktif Indonesia dalam proses perdamaian Timur-Tengah merupakan pengejawantahan dari amanat konsitusional, sebagaimana yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945, yakni ”ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan atas kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.”
Masih adakah orang atau kelompok di negara ini yang berpendapat, “Apa urusannya kita dengan Palestina, Mengapa kita susah-suah bantu mereka? Toh, di negeri ini banyak permasalahan demi permasalahan?” Atau ada kelompok yang tetap getol memperjuangkan dibukanya hubungan diplomati RI dengan Israel, wal iyadzubillah.
Kita tidak boleh hidup secara egois, betul negeri ini banyak ragam krisis, kesulitan dan permaslahan besar lainnya, tapi kita harus tetap membantu warga dunia lainnya terutama Palestina yang dinistakan negara penjajah Zionis Israel. Sebab, konflik yang terjadi bahkan dengan eskalasi politik yang memanas yang terjadi di dunia Timur Tengah akan mempengaruhi perekonomian kita secara langsung, dengan naiknya harga minyak dunia. Indonesia kena dampaknya dari kenaikan minyak tersebut.
Kekerasan yang terjadi di Timur Tengah bahkan dunia Islam, akan memicu kelompok-kelompok Islam untuk membela mereka, akan menumbuhkan solidaritas perjuangan melawan kedzaliman yang dialami saudara-saudara mereka. Sehingga kita melihat, Indonesia mestinya menjadi korban terorisme, bukan pelaku terorisme. Selagi masih ada kedzaliman di dunia Islam, maka jangan salahkan jika umat Islam menunjukkan solidaritasnya. Sehingga kedzaliman dan penjajahan harus disudahi. Bangun tata dunia baru yang berkeadilan dan lebih damai.
Lebih lagi, Palestina wabil khusus Masjidil Aqsha menempati kedudukan yang mulia dan terhormat di mata umat Islam; Al-Aqsha adalah kiblat pertama umat Islam. Masjidil Aqsha tempat Rasulullah saw. Mi’raj ke Sidradul Muntaha langit tujuh. Masjidil Aqsha menjadi 3 tempat yang sangat dianjurkan untuk diziarahi, dan berbagai posisi mulia di agama ini.
Bahkan ada salah satu cara yang bisa mejadikan segala problematika bangsa ini terurai dan mendapatkan jalan keluar yang baik, yaitu dengan cara peduli dan mau membantu sesama manusia. Dalam bahasa Nabi beliau bersabda:
عَن عَن أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
“Allah selalu menolong hamba-Nya, selagi hamba-Nya mau menolong saudaranya.” (Sunan Abu Daud, 4946 dan Sunan Ahmad 7421)
Kita sebagai individu, menunjukkan kepedulian terhadap tragedi kamanusiaan blokade atas Gaza dengan doa-doa kita, dengan uluran dana kita, dengan aksi-aksi simpatik yang dengan itu rakyat gaza melihat liputan beritanya sehingga menjadi dukungan moril terhadap mereka, dengan penyampaian informasi tentang Gaza, Al-Quds, Masjidil Aqsha dan problematika Palestina kepada masyarakat Indonesia.
Bagi Pemerintah Indonesia, hendaknya berperan aktif dalam menciptakan perdamaian dunia, menunjukkan keseriusan politik luar negeri yang bebas aktif, mengambil inisiatif di negara-negara non-blok, OKI, Asean, bahkan di Majelis PBB untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina dan pembebasan Gaza dari blokade. Bahkan dengan kegiatan yang boleh jadi sederhana, yaitu Pidato Kenegaraan dalam rangka memperingati Isra’ dan Mi’raj nanti dengan tema sentral “Bebaskan Al-Aqsha, Selamatkan Gaza.” yang disiarkan secara langsung oleh berbagai media massa. Dengan upaya itu, bahkan anjuran dari pemerintah agar umat muslim di manapun berada ketika memperingati Isra’ Mi’raj tahun ini mengambil tema sentral di atas, serta upaya-upaya serius lain yang lebih kongkrit dari pemerintah Indonesia.
Berbagai krisis dan permasalahan sosial bahkan musibah demi musibah terjadi di negeri ini, semua bak benak kusut atau lingkaran setan yang sulit diurai. Hanya dengan uluran “Tangan” yang Maha Kuasa saja permasalahan itu bisa diselesaikan. Dan jika kita ingin campur tangan Allah segera terun, kita harus peduli dan membantu saudara-saudara kita di Palestina, jika tidak, maka kita hanya akan menabrak permasalahan demi permasalahan yang tidak kunjung usai.
Doa:
اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنَهُمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَاجْعَل فِي قُلُوْبِهِم الإِيْمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوْفُوْا بِعَهْدِكَ الَّذِي عَاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ إِلهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ
Ya Allah, ampunilah kaum mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, perbaikilah di antara mereka, lembutkanlah hati mereka dan jadikanlah hati mereka keimanan dan hikmah, kokohkanlah mereka atas agama Rasul-Mu SAW, berikanlah mereka agar mampu menunaikan janji yang telah Engkau buat dengan mereka, menangkan mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka, wahai Ilah yang hak jadikanlah kami termasuk dari mereka.
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنا دِيْنَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنا وَأَصْلِحْ لنا دُنْيَانا الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لنا آخِرَتنا الَّتِي فِيهَا مَعَادُنا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لنا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لنا مِنْ كُلِّ شَرٍّ
Ya Allah, perbaikilah sikap keagamaan kami sebab agama adalah benteng urusan kami, perbaikilah dunia kami sebagai tempat penghidupan kami, perbaikilah akhirat kami sebagai tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan kami di dunia sebagai tambahan bagi setiap kebaikan. Jadikanlah kematian kami sebagai tempat istirahat bagi kami dari setiap keburukan.
اللّهمَّ حَبِّبْ إلَيْنَا الإيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ
Ya Allah, jadikanlah kami mencintai keimanan dan hiasilah keimanan tersebut dalam hati kami. Dan jadikanlah kami membenci kekufuruan, kefasikan dan kemaksiatan dan jadikanlah kami termasuk orang yang mendapat petunjuk.
اللهم عذِّبِ الكَفَرَةَ الذين يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ ويُكَذِّبُوْنَ رُسُلَكَ ويُقاتِلُونَ أوْلِيَاءَكََّ
Ya Allah siksalah orang kafir yang menghalangi jalan-Mu, dan mendustai rasul-rasul-Mu, membunuh kekasih-kekasih-Mu..
اللّهمَّ أَعِزَّ الإسْلاَمَ وَالمسلمين وَأَذِلَّ الشِّرْكَ والمشركين وَدَمِّرْ أعْدَاءَ الدِّينِ وَاجْعَلْ دَائِرَةَ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ يا ربَّ العالمين
Ya Allah, muliakanlah Islam dan umat Islam, hinakanlah syirik dan orang-orang musyrik, hancurkanlah musuh agama, jadikan keburukan melingkari mereka, wahai Rabb alam semesta. Ya Allah, cerai beraikan persatuan dan kekuatan mereka, siksalah mereka, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu, wahai Rabb alam semesta.
اللهم فَرِّقْ جَمْعَهُمْ وَشَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَخُذْهُمْ أَخْذَ عَزِيْزٍ مُقْتَدِرٍ إنَّكَ رَبُّنَا عَلَى كلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٍ يَا رَبَّ العالمين
Ya Allah, cerai beraikan persatuan dan kekuatan mereka, siksalah mereka, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu, wahai Rabb alam semesta.
اللهمَّ ارْزُقْنَا الصَّبْرَ عَلى الحَقِّ وَالثَّبَاتَ على الأَمْرِ والعَاقِبَةَ الحَسَنَةَ والعَافِيَةَ مِنْ كُلِّ بَلِيَّةٍ والسَّلاَمَةَ مِنْ كلِّ إِثْمٍ والغَنِيْمَةَ مِنْ كل بِرٍّ والفَوْزَ بِالجَنَّةِ والنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
رَبَّنا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار
وصَلِّ اللهمَّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سيدِنا مُحَمّدٍ وعلى آلِهِ وصَحْبِهِ وَسلّم والحمدُ للهِ
عبادالله : إنَّ الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلَّكم تذكرون .النحل90
(Beridinya Negara Penjajah Zionis tahun 1948 ketika itu terjadi Nakba atau tragedi bagi rakyat sipil Palestina. Data per tahun 1950, jumlah pengungsi Palestina mencapai 711.500 jiwa. Pembangunan Tembok Pembatas sepanjang 730 km)
Satu juta rakyat, warga sipil tak berdosa menghuni penjara besar bernama Gaza karena mereka diblokade, selama tiga tahun. Tidak ada suplai bahan makanan, tidak ada bahan bakar, tidak ada alat kesehatan dan obat-obatan. Padahal di akhir 2008 Gaza dibombardir dengan bom-bom pemusnah massal. Rumah tak tersisa, kampus runtuh, rumah sakit dan fasilitas umum hancur. Ribuan rakyat sipil terbunuh, anak-anak, perempuan dan orang tua menjadi korban. (Data korban invasi Zionis Israel pada akhir tahun 2008 adalah 1.440 gugur, 431 anak-anak, 5.380 luka-luka, 1.872 anak-anak. 100.000 pengungsi IDP, Kerugian Material US$ 2,9 Milyar Dollar)
Di tengah suasana gawat bagi keberlangsungan kehidupan di Gaza sekarang ini, tergeraklah dunia internasional untuk membantu secara kongkrit bagi pembebebasan blokade Gaza dan membantu pembangunan dan penyelamatan rakyatnya.
Namun, yang namanya penjajah tidak mau menerima upaya apapun dan dari mana pun untuk menyelamatkan wilayah jajahannya, sehingga dengan kalang kabut dan membabi buta menyerang dan membajak Kapal Freedom Flettilo dengan misi kemanusiaan yang diikuti lebih dari empat puluh negara dunia, tanpa pandang agama dan bahasa.
Bahkan tidak hanya kala ini saja upaya pembelaan dari berbagai kalangan, lintas agama dan bangsa untuk menyudahi penjajahan di Palestina, tercatat seorang aktivis Hak Asasi Manusia berwarga kenegaraan Amerika, Rachel Corrie menjadikan dirinya tumbal bagi kemerdekaan Palestina meskipun akhirnya dirinya dilindas kendaraan berat Israel. Dunia menjadikan pengorbanan wanita muda ini sebagai simbol pembelaan warga negara yang tertindas atas arogansi penjajah Israel.
Issu palestina tidak lagi menjadi issu agama semata, tapi lebih jauh dari itu menembus issu kemanusiaan, issu universal dan issu keadilan dunia. Siapapun tersentak dengan sikap arogansi Israel dengan membajak kapal bantuan kemanusiaan.
Ada apa dengan Zionis Israel?
Sepanjang sejarah berdirinya negara penjajah Zionis Israel semenjak tahun 1948, tidak pernah menunjukkan niat baik bagi wilayah-wilayah di sekitarnya. Tidak pernah mengindahkan resolusi-resolusi dunia Internasional. (Konferensi Perdamaian Madrid (1991), Oslo (1993), Sharm Al Sheikh (1999), serta Peta Jalan Perdamaian (Road Map for Peace 2003) gagasan Quartet (AS, Rusia, PBB, dan UE). Resolusi dan kesepakatan itu semua tidak ada satupun yang dilaksanakan penjajah Zionis Israel. Israel seakan berdiri di atas hukum.
Bahkan yang terlihat adalah sikap arogan; seperti yang ditunjukkan PM. Benyamin Netanyahu dalam pidatonya tanggal 14 Juni 2009 menyatakan hanya akan menyetujui pembentukan negara Palestina apabila Palestina dapat memenuhi tiga syarat yaitu: Pertama, Negara Palestina harus tanpa kekuatan militer. Kedua, Negara Palestina juga tidak memiliki penguasaan atas ruang udara dan garis perbatasan. Ketiga, Negara Palestina juga harus mengakui Israel sebagai negara Yahudi dan Yerusalem sepenuhnya merupakan ibukota Israel.
Sehingga wajar kalau seorang Paus Benediktus ketika dimintai komentarnya terkait prospek perdamaian di Timur Tengah mengatakan: “Tidak ada solusi bagi perdamaian di Palestina sampai Tuhannya Muhammad turun ke bumi. Karena Yahudi tidak kenal kecuali bahasa perlawanan dan kekerasan. Coba lihat Kitab umat Islam, di sana disebutkan; “Sekali-kali tidak akan (Lann) rela kelompok Yahudi terhadap umat Islam sampai umat Islam mengikuti millah mereka. Bebeda dengan kami umat Nashrani, ungkapan yang digunakan berbunyi “tidak / laa” yang artinya bisa ada kesepahaman dan sikap kompromi. Karena itu, umat Islam bisa berdialog dengan kami.”
Allah swt. berfirman:
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)”. dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” Al-Baqarah:120
Sikap Indonesia Terhadap Problem Palestina
Indonesia berhutang budi dengan Palestina, Mengapa? Karena ternyata setelah Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945, Mufti Agung Palestina dan Pemimpin Palestina di Pengasingan, Syaikh Amin Al-Husaini menyerukan kepada seluruh pemimpin Arab untuk memberikan pengakuan, dan mengulurkan bantuannya terhadap Republik Indonesia yang baru berdiri.
Bahkan beliau Mufti Agung Palestina Syaikh Amin Al-Husaini langsung memimpin Dewan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (Lajnah Difa’i An Indonesy) yang didirikan pada tanggal 16 Oktober 1945, beranggotakan Sekjen Liga Arab Dr. Shalahuddin Pasha, dan Menteri Pertahanan/Kepala Staf Angkatan Perang Mesir, Jenderal Saleh Harb Pasha. (sumber makalah Direktur Timur Tengah Departemen Luar Negeri RI)
Karena itu, Posisi dasar Indonesia adalah secara konsisten mendukung perjuangan bangsa Palestina berdasarkan Resolusi DK-PBB No. 242 (1967) dan No. 338 (1973), yang menyebutkan pengembalian tanpa syarat semua wilayah Arab yang diduduki Israel dan pengakuan atas hak-hak sah rakyat Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri, mendirikan negara di atas tanah airnya sendiri dengan al-Quds as-Syarif (Jerusalem Timur) sebagai ibukotanya serta prinsip “land for peace”.
Sejalan dengan amanat konstitusi (Pembukaan UUD 1945) dan sebagai bagian dari dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina, Indonesia tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sebelum tercapai penyelesaian damai secara menyeluruh terhadap konflik Arab-Israel.
Sikap tegas ini wajar karena bahkan harus ditempuh, karena menjadi bagian amanat Undang-Undang Dasar 45, yaitu anti penjajajah, dan karena itu segala bentuk penjajahan harus dihapuskan dari muka bumi. Juga partisipasi aktif Indonesia dalam proses perdamaian Timur-Tengah merupakan pengejawantahan dari amanat konsitusional, sebagaimana yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945, yakni ”ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan atas kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.”
Masih adakah orang atau kelompok di negara ini yang berpendapat, “Apa urusannya kita dengan Palestina, Mengapa kita susah-suah bantu mereka? Toh, di negeri ini banyak permasalahan demi permasalahan?” Atau ada kelompok yang tetap getol memperjuangkan dibukanya hubungan diplomati RI dengan Israel, wal iyadzubillah.
Kita tidak boleh hidup secara egois, betul negeri ini banyak ragam krisis, kesulitan dan permaslahan besar lainnya, tapi kita harus tetap membantu warga dunia lainnya terutama Palestina yang dinistakan negara penjajah Zionis Israel. Sebab, konflik yang terjadi bahkan dengan eskalasi politik yang memanas yang terjadi di dunia Timur Tengah akan mempengaruhi perekonomian kita secara langsung, dengan naiknya harga minyak dunia. Indonesia kena dampaknya dari kenaikan minyak tersebut.
Kekerasan yang terjadi di Timur Tengah bahkan dunia Islam, akan memicu kelompok-kelompok Islam untuk membela mereka, akan menumbuhkan solidaritas perjuangan melawan kedzaliman yang dialami saudara-saudara mereka. Sehingga kita melihat, Indonesia mestinya menjadi korban terorisme, bukan pelaku terorisme. Selagi masih ada kedzaliman di dunia Islam, maka jangan salahkan jika umat Islam menunjukkan solidaritasnya. Sehingga kedzaliman dan penjajahan harus disudahi. Bangun tata dunia baru yang berkeadilan dan lebih damai.
Lebih lagi, Palestina wabil khusus Masjidil Aqsha menempati kedudukan yang mulia dan terhormat di mata umat Islam; Al-Aqsha adalah kiblat pertama umat Islam. Masjidil Aqsha tempat Rasulullah saw. Mi’raj ke Sidradul Muntaha langit tujuh. Masjidil Aqsha menjadi 3 tempat yang sangat dianjurkan untuk diziarahi, dan berbagai posisi mulia di agama ini.
Bahkan ada salah satu cara yang bisa mejadikan segala problematika bangsa ini terurai dan mendapatkan jalan keluar yang baik, yaitu dengan cara peduli dan mau membantu sesama manusia. Dalam bahasa Nabi beliau bersabda:
عَن عَن أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
“Allah selalu menolong hamba-Nya, selagi hamba-Nya mau menolong saudaranya.” (Sunan Abu Daud, 4946 dan Sunan Ahmad 7421)
Kita sebagai individu, menunjukkan kepedulian terhadap tragedi kamanusiaan blokade atas Gaza dengan doa-doa kita, dengan uluran dana kita, dengan aksi-aksi simpatik yang dengan itu rakyat gaza melihat liputan beritanya sehingga menjadi dukungan moril terhadap mereka, dengan penyampaian informasi tentang Gaza, Al-Quds, Masjidil Aqsha dan problematika Palestina kepada masyarakat Indonesia.
Bagi Pemerintah Indonesia, hendaknya berperan aktif dalam menciptakan perdamaian dunia, menunjukkan keseriusan politik luar negeri yang bebas aktif, mengambil inisiatif di negara-negara non-blok, OKI, Asean, bahkan di Majelis PBB untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina dan pembebasan Gaza dari blokade. Bahkan dengan kegiatan yang boleh jadi sederhana, yaitu Pidato Kenegaraan dalam rangka memperingati Isra’ dan Mi’raj nanti dengan tema sentral “Bebaskan Al-Aqsha, Selamatkan Gaza.” yang disiarkan secara langsung oleh berbagai media massa. Dengan upaya itu, bahkan anjuran dari pemerintah agar umat muslim di manapun berada ketika memperingati Isra’ Mi’raj tahun ini mengambil tema sentral di atas, serta upaya-upaya serius lain yang lebih kongkrit dari pemerintah Indonesia.
Berbagai krisis dan permasalahan sosial bahkan musibah demi musibah terjadi di negeri ini, semua bak benak kusut atau lingkaran setan yang sulit diurai. Hanya dengan uluran “Tangan” yang Maha Kuasa saja permasalahan itu bisa diselesaikan. Dan jika kita ingin campur tangan Allah segera terun, kita harus peduli dan membantu saudara-saudara kita di Palestina, jika tidak, maka kita hanya akan menabrak permasalahan demi permasalahan yang tidak kunjung usai.
Doa:
اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنَهُمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَاجْعَل فِي قُلُوْبِهِم الإِيْمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوْفُوْا بِعَهْدِكَ الَّذِي عَاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ إِلهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ
Ya Allah, ampunilah kaum mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, perbaikilah di antara mereka, lembutkanlah hati mereka dan jadikanlah hati mereka keimanan dan hikmah, kokohkanlah mereka atas agama Rasul-Mu SAW, berikanlah mereka agar mampu menunaikan janji yang telah Engkau buat dengan mereka, menangkan mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka, wahai Ilah yang hak jadikanlah kami termasuk dari mereka.
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنا دِيْنَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنا وَأَصْلِحْ لنا دُنْيَانا الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لنا آخِرَتنا الَّتِي فِيهَا مَعَادُنا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لنا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لنا مِنْ كُلِّ شَرٍّ
Ya Allah, perbaikilah sikap keagamaan kami sebab agama adalah benteng urusan kami, perbaikilah dunia kami sebagai tempat penghidupan kami, perbaikilah akhirat kami sebagai tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan kami di dunia sebagai tambahan bagi setiap kebaikan. Jadikanlah kematian kami sebagai tempat istirahat bagi kami dari setiap keburukan.
اللّهمَّ حَبِّبْ إلَيْنَا الإيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ
Ya Allah, jadikanlah kami mencintai keimanan dan hiasilah keimanan tersebut dalam hati kami. Dan jadikanlah kami membenci kekufuruan, kefasikan dan kemaksiatan dan jadikanlah kami termasuk orang yang mendapat petunjuk.
اللهم عذِّبِ الكَفَرَةَ الذين يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ ويُكَذِّبُوْنَ رُسُلَكَ ويُقاتِلُونَ أوْلِيَاءَكََّ
Ya Allah siksalah orang kafir yang menghalangi jalan-Mu, dan mendustai rasul-rasul-Mu, membunuh kekasih-kekasih-Mu..
اللّهمَّ أَعِزَّ الإسْلاَمَ وَالمسلمين وَأَذِلَّ الشِّرْكَ والمشركين وَدَمِّرْ أعْدَاءَ الدِّينِ وَاجْعَلْ دَائِرَةَ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ يا ربَّ العالمين
Ya Allah, muliakanlah Islam dan umat Islam, hinakanlah syirik dan orang-orang musyrik, hancurkanlah musuh agama, jadikan keburukan melingkari mereka, wahai Rabb alam semesta. Ya Allah, cerai beraikan persatuan dan kekuatan mereka, siksalah mereka, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu, wahai Rabb alam semesta.
اللهم فَرِّقْ جَمْعَهُمْ وَشَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَخُذْهُمْ أَخْذَ عَزِيْزٍ مُقْتَدِرٍ إنَّكَ رَبُّنَا عَلَى كلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٍ يَا رَبَّ العالمين
Ya Allah, cerai beraikan persatuan dan kekuatan mereka, siksalah mereka, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu, wahai Rabb alam semesta.
اللهمَّ ارْزُقْنَا الصَّبْرَ عَلى الحَقِّ وَالثَّبَاتَ على الأَمْرِ والعَاقِبَةَ الحَسَنَةَ والعَافِيَةَ مِنْ كُلِّ بَلِيَّةٍ والسَّلاَمَةَ مِنْ كلِّ إِثْمٍ والغَنِيْمَةَ مِنْ كل بِرٍّ والفَوْزَ بِالجَنَّةِ والنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
رَبَّنا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار
وصَلِّ اللهمَّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سيدِنا مُحَمّدٍ وعلى آلِهِ وصَحْبِهِ وَسلّم والحمدُ للهِ
عبادالله : إنَّ الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلَّكم تذكرون .النحل90
Jangan lupa untuk meninggalkan jejak di kolom komentar kami.
EmoticonEmoticon