5 Dec 2012

Sahabat Fillah, banyak orang menganggap bahwa kebahagiaan adalah sesuatu hal yang dimiliki hanya sebagian orang tertentu saja, karena kebanyakan dari Paradigma kita saat ini menilai kebahagiaan di dunia adalah ketika kita memiliki hal-hal yang bersifat sementara. Sungguh ironis sekali bagi kita jika kita menilai kebahagiaan dari paradigma seperti ini,jika hal-hal yang bersifat sementara ini hilang maka hilang pula semua kebahagiaan yang dimilikinya. Sahabat Fillah, Ibnu abbas ra mengatakan bahwa ada 7 indikator kebahagiaan dunia, yaitu :
  1. Qalbun syakirun (hati yang selalu bersyukur) Sahabat Fillah, orang yang selalu bersyukur pada hakikatnya adalah orang yang tak pernah mengeluh atas kondisi dirinya maupun keluarganya,dia selalu menerima segala hal-hal kecil maupun hal-hal yang besar yang Allah berikan kepadanya.dengan bersyukur seseorang pun akan merasakan akan sebuah nikmat yang kecil menjadi suatu nikmat yang besar, maka berbahagialah orang-orang yang hatinya selalu bersyukur.
  2. Al Azwaju shalihah (Pasangan hidup yang sholeh) Sahabat Fillah, pada hakikatnya pasangan hidup yang shaleh akan menciptakan sebuah keluarga yang shaleh pula.Seorang suami akan merasakan kebahagiaan manakala ia mendapatkan istri yang shaleha, istri yang bisa memberikan kenyamanan dan ketentraman dalam hati suaminya. Begitu juga sebaliknya seorang istri akan merasakan kebahagiaan manakala ia mendapatkan suami yang shaleh, suami yang penuh tanggung jawab dan berusaha keras untuk membawa istri dan anaknya menjadi muslim yang shaleh. Maka berbahagialah orang-orang yang mendapatkan pasangan hidup yang shaleh.
  3. Al auladun abrar (anak yang shaleh) Sahabat Fillah, pada umumnya anak yang shaleh adalah dambaan bagi semua orang tua kita.karena hanya anak yang shaleh lah yang dapat membuat bahagia kedua orang tua kita,yang bisa menjadi penghibur saat orang tua kita merasakan duka.menjadi pelayan bagi orang tua kita disaat orang tua kita lanjut usia,menjadi sesuatu yang berharga ketika dimana saat itu orang tidak memperdulikannya hanya anak yang shaleh lah yang selalu peduli dimanapun dan dalam kondisi apapun. Maka berbahagialah seseorang yang memiliki anak yang shaleh.
  4. Albiatu sholihah (Lingkungan yang baik/kondusif) Sahabat Fillah, pada hakikatnya kita ketahui bersama bahwa lingkungan yang baik akan membawa diri kita dan keluarga kita menjadi baik.didalam lingkungan yang baik pastinya ada orang-orang yang baik pula, Rasulullah SAW pernah menganjurkan kepada kita untuk selalu bergaul dengan orang yang shaleh.karena orang-orang yang shaleh dapat menghantarkan kita kepada ke jalan yang diridhaiNYA, dan selalu mengingatkan ketika kita berbuat kesalahan.Orang-orang shaleh adalah orang-orang yang bahagia karena nikmat iman dan nikmat islam yang terpancar cahaya selalu di wajahnya.
  5. Almalul halal (harta yang halal) Sahabat Fillah, dalam paradigma islam mengenai harta bukanlah dilhat dari banyaknya harta tetapi dilihat dari halal harta tersebut. Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sadaqoh, Rasulullah SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangannya "Kamu berdoa sudah bagus", kata Nabi SAW, "Namun sayang makanan, minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya dikabulkan”. Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal karena doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Maka berbahagialah orang-orang yang menjaga kehalalan hartanya.
  6. Tafakuh Fiddin (Semangat memahami agama) Sahabat Fillah, semangat memahami agama tentunya diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu agama Islam. Semakin ia belajar, maka semakin ia mengetahui sifat-sifat Allah dan ciptaanNYA. Allah SWT menjanjikan nikmat bagi hambaNYA yang menuntut ilmu, semakin ia belajar semakin cinta kepada agamanya, semakin tinggi pula cinta kepada Allah dan RasulNYA. Cinta inilah yang akan memberikan cahaya bagi hatinya, sehingga hatinya dipenuhi cahaya nikmat iman dan Islam. Maka berbahagialah orang yang penuh semangat dalam mempelajari atau memahami agama Islam.
  7. Umur yang barokah Sahabat fillah, umur yang barokah adalah umur yang diisi dengan hal-hal kebaikan.Umur yang semakin tua semakin shaleh yang diisi oleh amal-amal ibadah.lain halnya ketika masa-masa umur hidupnya diisi dengan agenda kehidupan dunia semata,pasti dia akan merasa ketika usia tuanya akan selalu bernostalgia (berangan-angan)tentang masa tuanya. Maka berbahagialah orang-orang yang memanfaatkan umurnya untuk ibadah kepadaNYA. Mudah-mudahan kita bisa mendapatkan semua indikator-indikator kebahagiaan tersebut,dan berusaha terus untuk mendapatkannya. Allahu’alam

    Hikmah Shubuh #Khulafaurrosyidin#

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak di kolom komentar kami.
EmoticonEmoticon