Di sini, berdiri aku dalam keraguan, tak mengerti dan bertanya,
“Wahai, apakah itu cinta?”
Kulihat sepasang muda-mudi berpelukan mesra
Sang gadis tertawa manja, sang pemuda menggeliat laknat
Sahut mereka,
"Cinta adalah kesenangan yang memabukkan selalu
Birahi yang terpuaskan, nikmat yang tak terucapkan"
Aku terpana dan terus termenung
Jika cinta adalah suatu pesta, lalu apa arti cerita Majnun
Cinta baginya kisaran derita, Kisah cintanya berakhir nestapa
Kujauhkan diri dari mereka, kutemui penyair dan pujangga
Dadaku serasa bergolak, aku berteriak,
“Wahai, apakah itu cinta?”
Seorang pujangga menoleh, berdiri dan menjawab,
"Cinta adalah rasa kasih tanpa batas, Inspirasi yang takkan mati
Api yang takkan padam, Yang geloranya membuatmu remuk redam
Tapi bagai kecanduan, kau akan terus menghirupnya
Membuatmu merasa terbang menuju mentari yang menyala"
Sekali lagi, keraguan menyelinap
Mestikah begitu, kulihat nyala sangat redup
Melalui jalinan pernikahan yang suci, Walau ghairah berakhir
Namun ikatan tak terputus, dan mereka masih menyebutnya cinta
Aku menghela nafas tak puas
Kulihat seorang pengemis mengharap derma, Dia berkata,
“berikan milikmu yang terbaik, dan kusampaikan kebijaksanaanku”
Kuhulurkan sebongkah permata sambil bertanya,
“Wahai, apakah itu cinta?”
Si pengemis diam dalam takzim, dan menjawab,
"Cinta adalah menghamba tanpa bertanya
Ketaatan tanpa memerlukan jawaban
Kata-kata cinta adalah perintah yang tiada terbantah"
Aku terdiam dan tak henti berfikir
Jika cinta merupakan penghambaan, lalu apa arti cinta Illahi?
Dia yang mencintai makhluk-Nya,
namun tak memerlukan satu apapun dari makhluk-Nya,
Aku merasa rugi atas permata yang terbuang percuma
Ini bukanlah kebijaksanaan; melainkan kedunguan!
Cinta si pengemis selamanya menjadikan dirinya pengemis
Yang meminta dan mengharap sejemput kasih,
Jika ini dinamakan cinta, maka terkutuklah kata cinta!
Aku muak atas pencarian ini,
Lalu kuberlayar menuju samudera berombak – sendirian
Tahun-tahun berselang; musim-musim berganti datang
Di ujung nya aku berteriak kegembiraan
Walau kegembiraan itu kadang dibalas rasa hampa di tengah lautan
Namun, pada suatu hari yang mengejutkan
Badai datang menenggelamkan, aku hanyut ditemani kesunyian
Di suatu tempat, saat aku membuka mataku
Aku rasai pasir lembut yang harum baunya
Apakah ini tanah orang- orang mati, atau aku masih hidup lagi?
Oh, betapa hausnya aku…seteguk air pasti mengobatiku
Dan, ku lihat seseorang datang mendekat
Lalu menuangkan seteguk air pada bibirku yang kekeringan
Pandanganku terasa kabur, dan dunia terasa berputar begitu cepat
Aku berharap dia adalah malaikat yang memberikan jawab
Setelah sekian lama, sekali lagi aku bertanya,
“Wahai, apakah itu cinta?”
Dia termangu,dan hanya tersenyum
Untuk menenangkan jiwaku yang sekarat, dia menatapku lembut
Dan kata-kata meluncur dari mulutnya
Kata-kata serasa madu yang manisnya teringat selalu,
"Cinta bukanlah benda untuk dimiliki
Tetapi tindakan untuk diperjuangkan
Cinta adalah kebaikan tanpa minta balasan
Pernahkah matahari bertanya padamu atas sinarnya yang terang
Dan pernahkah pepohon meminta jawaban atas keteduhannya
Tetap ingatlah, cinta adalah pilihan hatimu
Bukan keterpaksaan dari rasa takut
Kehilangan dan kesepian
Sebab cinta tidak pernah membuatmu merasa kekosongan
Ia kan terus membuat hatimu merasa kaya"
"Namun, sungguh dunia hampir mati
Dan manusia menjadi tersesat oleh makna cinta
Tergelincir keserakahan, cinta menjadi memabukkan
Cinta untuk memiliki, bukannya memberikan
Untuk menguasai, bukannya mengasihi
Tiada peduli sesama; Semuanya mengagungkan diri sendiri saja
Orang menamakannya cinta; tapi itu hanyalah dusta.."
Hari itu, aku tahu
Bahwa perjalananku bukannya berakhir,
Tetapi baru saja mulai
Lalu aku menutup mata, dan mulai berdo'a
Untuk satu pilihan kata hati
Untuk satu makna cinta yang telah kutemui...
_Menjelang Ashar_
“Wahai, apakah itu cinta?”
Kulihat sepasang muda-mudi berpelukan mesra
Sang gadis tertawa manja, sang pemuda menggeliat laknat
Sahut mereka,
"Cinta adalah kesenangan yang memabukkan selalu
Birahi yang terpuaskan, nikmat yang tak terucapkan"
Aku terpana dan terus termenung
Jika cinta adalah suatu pesta, lalu apa arti cerita Majnun
Cinta baginya kisaran derita, Kisah cintanya berakhir nestapa
Kujauhkan diri dari mereka, kutemui penyair dan pujangga
Dadaku serasa bergolak, aku berteriak,
“Wahai, apakah itu cinta?”
Seorang pujangga menoleh, berdiri dan menjawab,
"Cinta adalah rasa kasih tanpa batas, Inspirasi yang takkan mati
Api yang takkan padam, Yang geloranya membuatmu remuk redam
Tapi bagai kecanduan, kau akan terus menghirupnya
Membuatmu merasa terbang menuju mentari yang menyala"
Sekali lagi, keraguan menyelinap
Mestikah begitu, kulihat nyala sangat redup
Melalui jalinan pernikahan yang suci, Walau ghairah berakhir
Namun ikatan tak terputus, dan mereka masih menyebutnya cinta
Aku menghela nafas tak puas
Kulihat seorang pengemis mengharap derma, Dia berkata,
“berikan milikmu yang terbaik, dan kusampaikan kebijaksanaanku”
Kuhulurkan sebongkah permata sambil bertanya,
“Wahai, apakah itu cinta?”
Si pengemis diam dalam takzim, dan menjawab,
"Cinta adalah menghamba tanpa bertanya
Ketaatan tanpa memerlukan jawaban
Kata-kata cinta adalah perintah yang tiada terbantah"
Aku terdiam dan tak henti berfikir
Jika cinta merupakan penghambaan, lalu apa arti cinta Illahi?
Dia yang mencintai makhluk-Nya,
namun tak memerlukan satu apapun dari makhluk-Nya,
Aku merasa rugi atas permata yang terbuang percuma
Ini bukanlah kebijaksanaan; melainkan kedunguan!
Cinta si pengemis selamanya menjadikan dirinya pengemis
Yang meminta dan mengharap sejemput kasih,
Jika ini dinamakan cinta, maka terkutuklah kata cinta!
Aku muak atas pencarian ini,
Lalu kuberlayar menuju samudera berombak – sendirian
Tahun-tahun berselang; musim-musim berganti datang
Di ujung nya aku berteriak kegembiraan
Walau kegembiraan itu kadang dibalas rasa hampa di tengah lautan
Namun, pada suatu hari yang mengejutkan
Badai datang menenggelamkan, aku hanyut ditemani kesunyian
Di suatu tempat, saat aku membuka mataku
Aku rasai pasir lembut yang harum baunya
Apakah ini tanah orang- orang mati, atau aku masih hidup lagi?
Oh, betapa hausnya aku…seteguk air pasti mengobatiku
Dan, ku lihat seseorang datang mendekat
Lalu menuangkan seteguk air pada bibirku yang kekeringan
Pandanganku terasa kabur, dan dunia terasa berputar begitu cepat
Aku berharap dia adalah malaikat yang memberikan jawab
Setelah sekian lama, sekali lagi aku bertanya,
“Wahai, apakah itu cinta?”
Dia termangu,dan hanya tersenyum
Untuk menenangkan jiwaku yang sekarat, dia menatapku lembut
Dan kata-kata meluncur dari mulutnya
Kata-kata serasa madu yang manisnya teringat selalu,
"Cinta bukanlah benda untuk dimiliki
Tetapi tindakan untuk diperjuangkan
Cinta adalah kebaikan tanpa minta balasan
Pernahkah matahari bertanya padamu atas sinarnya yang terang
Dan pernahkah pepohon meminta jawaban atas keteduhannya
Tetap ingatlah, cinta adalah pilihan hatimu
Bukan keterpaksaan dari rasa takut
Kehilangan dan kesepian
Sebab cinta tidak pernah membuatmu merasa kekosongan
Ia kan terus membuat hatimu merasa kaya"
"Namun, sungguh dunia hampir mati
Dan manusia menjadi tersesat oleh makna cinta
Tergelincir keserakahan, cinta menjadi memabukkan
Cinta untuk memiliki, bukannya memberikan
Untuk menguasai, bukannya mengasihi
Tiada peduli sesama; Semuanya mengagungkan diri sendiri saja
Orang menamakannya cinta; tapi itu hanyalah dusta.."
Hari itu, aku tahu
Bahwa perjalananku bukannya berakhir,
Tetapi baru saja mulai
Lalu aku menutup mata, dan mulai berdo'a
Untuk satu pilihan kata hati
Untuk satu makna cinta yang telah kutemui...
_Menjelang Ashar_
Jangan lupa untuk meninggalkan jejak di kolom komentar kami.
EmoticonEmoticon